28 September 2008

Mentalku Kendor Karena Motor

Diriku lagi dilanda kesedihan, itu semua gara-gara sepeda motor! Dari kecil diriku dah benci banget ama sepeda motor. Lantaran sepupuku dua kali kecelakaan cukup parah membuatku trauma (entah truma macam apa, padahal orang lain yang mengalaminya?). Masuk SMA diriku masih belum akrab dengan yang namanya sepeda motor. Makanya waktu itu nama dan jenis2 sepeda motor aja aku kurang tahu,sebab selain benci ikut2 diskusi tentang sepeda motor pun nggak hoby. Untung waktu itu udah berani coba-coba naik, itupun cuma sebagai penumpang; bukan pengemudi. Ketika lulus SMA aku mulai dituntut lingkungan untuk bisa mengendarainya. Buktinya, aku pernah disuruh memindahkan sepeda motor orang ke teras rumahnya. Bagi orang pandai sih itu sih biasa, tapi bagi diriku luar biasa. gimana nggak, jarak pindah cuma kurang lebih tiga meter aja hampir jatoh!! Kemudian pernah juga diriku dimintai tolong untuk pasang standar dua. Aduuh, gimana ya, waktu itu nggak ada orang yang lewat. Jadi satu-satunya orang yang ada cuma aku dan orang yang minta tolong (seorang ibu). Jadi karena berusaha jaga imej aku pun nekad. Giliran kuangkat sepeda motor dan pasang standar ternyata susahnya minta ampun!! sampe2 saya ditolong oleh ibu itu untuk sekedar ngangkat masih juga nggak bisa, karna maklum sama2 nggak bisa (waktu itu harga diriku rasanya kebanting ke lantai). Padahal andaikan diriku tau teknisnya mungkin nggak rumit tuh. Duh, kalo ingat kejadian tersebut ingin rasanya jadi kura2.

Setahun kemudian aku diundang kawan untuk bersedia belajar mengendarai sepeda motor. Jadi malam2 saat suasana sunyi malah diributkan dengan suara sepeda motor. Yang bikin nggak PeDe sih suara yang dihasilkan benar2 nggak layak terdengar telinga sebab aku yang berperan memainkan naik turunnya gas benar2 nggak fair; laju sepeda motor yang tidak teratur bikin khawatir orang2 yang menyaksikanku dari jauh (latihannya Cuma mutar2 sekitar pinggiran lapangan), sangat jauh dari harapan. Aku yang saat itu mulai berputus asa terdikte oleh kawanku sehingga dia memarahiku, dia bilang kalau belajar computer itu lebih sulit ketimbang bawa motor (dalam hati: Iya, Iya, tapi bagi saya sebaliknya). Sayangnya belajar sepeda motor malam itu adalah awal dan akhir untuk satu tahun ke depan disebabkan satu dan lain hal.

Sekarang, aku mendapatkan pekerjaan sementara selama bulan ramadhan ini yang menuntutku memakai motor. Pertimbangannya pemilik usaha meminjamkanku motornya selama bulan ini. Kalau kutolak, berarti pulang pergi rumah selama kurang lebih 20 hari pake ojek? (5000 x 2 x 20 hari = Wah!!)

Akhirnya aku mulai belajar dibimbing ama mantan adik kelas. Karena tekad, akhirnya aku mulai rada2 bisa. Besoknya (22/09/08) aku mulai memberanikan diri mengendarainya di jalan yang resmi. Dan sampai sekarang aku telah mencatat rekor buruk yang telah kurasakan;


1. Hampir ketabrak 4 kali (kemarin 3 x dlm 1 hari)
2. Hampir nabrak 2 kali
3. Hampir jatuh ~ (tak terhingga)

Tapi aku punya tekad selama bawa motor diriku nggak boleh kecelakaan sedikitpun! Yang kuminta pada rekan2ku yang telah membaca untuk membantuku dan menghiburku dengan menjawab pertanyaanku ini:
1. Apa yang anda bayangkan saat baru bisa bawa motor? (kalo saya sih berharap andai jalan ini semuanya lurus dan bersampingan antara satu dengan yang lain tentu gampang sekali bagi pemula, giliran ampe penghujung jalan motor tinggal diangkat ke jalan sebelahnya; cabut!!)
2. Apa beban utama anda dalam belajar pertama kalinya?
3. Tolong ceritakan sedikit pengalaman anda berkenaan dengan motor!
4. Adakah cara anda menghibur diriku yang masih gemetar kalo ingat kejadian2 sebelumnya?
5. Tolong titipkan pesan buat diriku, moga aja bermanfaat!

0 komentar: